Mengenal Lebih Dekat Tanaman Paku Tanduk Rusa

Paku Tanduk Rusa (Platycerium) adalah tumbuhan Epifit dari divisi Pteridophyta atau lazim disebut Paku-Pakuan, tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju dan daerah gurun.

Total spesies yang diketahui sekitar 10.000 dimana sebagian besarnya tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Diperkirakan 3.000 spesies Pteridophyta tumbuh di Indonesia. Habitat asli Paku Tanduk Rusa adalah hutan terutama hutan hujan tropis seperti di Indonesia. Ia menyukai pepohonan besar yang seringkali tumbuh berdampingan bersama epifit lain seperti dari famili Orchidaceae.

Tumbuhan ini memiliki penampilan yang khas karena memiliki dua tipe ental dengan fungsi dan bentuk yang jelas berbeda, dengan salah satu tipe entalnya bercabang-cabang berbentuk seperti tanduk rusa.

Baca juga : Beda Deforestasi dan Degradasi Hutan

Tumbuhan paku yang juga dikenal sebagai simbar menjangan ini dapat tumbuh liar di berbagai penjuru daerah tropika dan subtropika Asia, Afrika, dan Australia, dengan satu jenis ditemukan di pegunungan Amerika Selatan.

Pakis dari genus Platycerium, biasa disebut paku tanduk rusa atau simbar menjangan. Semua spesies di dalamnya bisa disebut sangat eksotis, bukan karena dari bentuk daunnya yg unik saja, melainkan juga ukurannya yg bisa melebihi manusia dewasa. Dalam genus ini terdapat 18 spesies yg semuanya tumbuh secara epifit.

Paku Tanduk Rusa umumnya tumbuh pada cabang-cabang pohon besar dengan kondisi ternaungi hingga 60% dari cahaya matahari penuh. Sebagian besar jenisnya ditemukan di hutan hujan tropik dengan kelembaban udara relatif tinggi (> 70 %), namun ada jenis yang tumbuh di daerah yang reIatif kering (kelembaban 60% atau kurang).

Tumbuhan hias yang biasa dipelihara orang di pekarangan rumah, ditempel di pohon atau digantungkan untuk memberikan kesan alami pada taman. Beberapa jenisnya menghasilkan anakan yang dapat dipisahkan dari induknya secara hati-hati dan ditempelkan pada tempat lain.

Baca juga : Ketika Hutan Adat Dirampas

Jenis yang beradaptasi pada kondisi kering memiliki bentuk daun penyangga terbuka di bagian atasnya, sedangkan jenis yang hidup di daerah yang lebih lembab cenderung memiliki daun penyangga lebih tertutup. Umumnya tidak toleran terhadap kondisi Iingkungan kurang dari 10°C.

Ada hampir 15 sampai 20 jenis anggota Platycerium, tergantung dari bagaimana memandang suatu varietas atau spesies. Berdasarkan penelitian Kreier dan Schneider (2016)  dapat ditunjukkan bahwa Platycerium merupakan sepupu taksonomis dari Pyrrosia dan di dalamnya terdapat tiga kelompok spesies di bawah genus, yang agak bermiripan dengan apa yang sudah disampaikan Joe Hoshizaki (1972) sebelumnya. Kelompok ini juga berkaitan dengan sebaran biogeografi. Berikut adalah daftar jenis menurut pengelompokan dari Kreier dan Schneider.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *