Setiap Menit Hutan yang Hilang Seluas 10 Lapangan Bola

Hutan sebagai sarana tempat tinggal makhluk hidup merupakan salah satu fungsi yang terus dijaga kelestariannya. Berbagai macam tumbuhan dan tanaman yang berkembang biak di hutan menjadi sumber keanekaragaman hayati yang bermanfaat bagi manusia.

Hutan mampu mendukung ketahanan energi baik di tingkat lokal, regional maupun global. Hal ini dikarenakan hutan dapat menjadi sumber penghasil bahan bakar (kayu) serta mampu berperan dalam menghasilkan listrik tenaga air dari adanya ekosistem sungai. Dengan begitu, hutan memiliki dampak penting bagi ketahanan energi suatu negara terutama dengan adanya bantuan pembangkit listri tenaga air tersebut.

Pada 2021, dunia kehilangan area hutan yang lebih besar dari ukuran Inggris Raya, menurut laporan Global Forest Watch. Sekitar 253.000 kilometer persegi hutan hilang sepanjang tahun lalu.

Itu berarti, setiap menit, area hutan yang hilang seluas 10 lapangan sepak bola.

Angkanya hampir sama dengan tahun 2020, yang mengalami peningkatan tajam dari 2019, laporan Global Forest Watch mengungkapkan, yang menggunakan data hutan yang University of Maryland, AS, kumpulkan.

Baca juga : Rehabilitasi Hutan untuk Meningkatkan Fungsi Hutan

Mengutip Al Jazeera, Global Forest Watch mengatakan, kehancuran cepat hutan menempatkan target iklim global dalam bahaya.

Yang paling mengkhawatirkan adalah, hilangnya 37.500 kilometer persegi hutan hujan tropis tua, rumah bagi vegetasi lebat yang menyimpan karbon tingkat tinggi.

Penyebab area hutan yang hilang sebagian besar adalah kerusakan oleh manusia, terutama pembukaan lahan untuk ternak dan tanaman.

Baca juga : Izin Hutsos 2 Kabupaten Riau Kantongi Izin

Para peneliti Global Forest Watch menghitung, hilangnya hutan hujan primer tropis pada 2021 mengakibatkan pelepasan 2,5 gigaton karbon dioksida ke atmosfer, setara dengan emisi bahan bakar fosil tahunan India.

Lebih dari 40% area hutan yang hilang terjadi di Brasil, di mana sekitar 1,5 juta hektare hancur. Aktivis menyatakan, kebijakan Presiden Jair Bolsonaro telah mengakibatkan lonjakan kehancuran hutan baru-baru ini.

Republik Demokratik Kongo mengalami kehancuran tertinggi kedua dari hutan hujan tropis primer, dengan 500.000 hektare hilang pada 2021. Bolivia, sementara itu, kehilangan hampir 300.000 hektare hutan.

Baca juga : KLHK Ambil Alih Kelola 1,1 Juta Hektare Hutan Jawa

Di daerah yang lebih dingin, hutan boreal yang ditemukan di negara-negara paling utara mencapai Kanada, Rusia, dan Alaska, kehilangan lebih dari 80.000 kilometer persegi area tahun lalu, tingkat tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 2001, laporan Global Forest Watch menunjukkan.

Sebagian besar areal hutan boreal yang hilang akibat kebakaran di Rusia, didorong oleh kondisi yang lebih panas dan lebih kering yang kemungkinan terkait dengan perubahan iklim, laporan Global Forest Watch menyebutkan.

Laporan tersebut memang menyoroti beberapa titik terang, khususnya di Indonesia, berkat kebijakan pemerintah dan tindakan sektor swasta yang membantu mengurangi hilangnya hutan primer sebesar 25% tahun lalu dibanding tahun sebelumnya.

Itu menandai tahun kelima berturut-turut kehancuran yang melambat di Indonesia, meskipun dari tingkat yang sangat tinggi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *